Rabu, 09 November 2011

ETIKA PROFESIONAL AKUNTANSI

Etika Profesi Akuntansi
Pendahuluan
Sebelum membahas tentang Kasus-kasus yang berhubungan dengan Etika Profesi Akuntansi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu pengertian Etika Profesi Akuntansi, seperti tertera pada penjelasan berikut ini. Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” , yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari hal-hal yang bersifat buruk.
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, didalamnya pemakaian dengan ara yang benar.
Pengertian dan Definisi Etika Profesi Akuntansi. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 kebutuhan dasar yang harus terpenuhi :
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperluikan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tinggi.
4. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesioanal yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan. Berdasarkan uraian tentang pengertian Etika Profesi Akuntansi diatas, maka untuk memperjelas maksud dan tujuan Diadakannya Etika Profesi Akuntansi saya paparkan beberapa Kasus-kasus yang berhubungan dengan Profesi Akuntansi, agar Penerapan Etika Profesi bisa lebih digalakkan kembali.
Contoh kasus:
Kasus Citibank merupakan salah satu berita terbaru yang banyak di cari. Dalam kasus Citibank, seperti yang kita ketahui bersama, yaitu melibatkan wanita cantik Melinda Dee. Biografi nama lengkap Melinda Dee yaitu Inong Melinda. Ia adalah seorang karyawati senior Citibank. Pihak Mabes Polri berhasil mengungkap kasus pembobolan dana Nasabah Citibank sebesar 17 M yang ternyata dilakukan oleh inong Melinda alias Melinda Dee (MD). Pihak Citibank telah membuat pernyataan dari kasus pembobolan dana nasabah sebesar 17 M oleh Melinda Dee (MD), Citibank memberikan jaminan perlindungan kepada para Nasabah dan Citibank juga menegaskan akan mengambil langkah pemberian ganti-rugi bagi nasabah Citibank yang telah dirugikan oleh aksi dari Malinda Dee (MD).

SosokMD, Inong Melinda Dee. Malinda Dee yang mempunyai nama asli “Inong Melinda” merupakan seorang karyawati Citibank senior. Menurut info yang kami dapat si Melinda Dee ini diperkirakan sudah bekerja di bank asing bernama Citibank itu sekitar 15 tahun. Hal tersebut diungkap oleh salah satu karyawan citibank senior juga yang tidak identitasnya disembunyikan, “Setahun lalu, jabatan dia Senior Relation Manager, dengan pangkat Vice President. Ini pangkat tertinggi untuk karyawan Citibank.”
Selain itu juga, Malinda Dee diketahui pernah menjabat sebagai account officer (AO) di Citibank cabang Landmark, dan memang tebrukti handal Melinda Dee selalu mendapat Nasabah para orang-orang kaya dan pejabat. “Setahu saya, Malinda punya prestasi yang sangat bagus,” ungkap sumber yang pernah satu kantor dengan Malinda Dee.
Sumber yang memberikan info tentang Malinda Dee (MD) itu juga menambahkan, “Dia sangat senior dan menjadi panutan di Citibank karena jago mengelola nasabah. Yang saya dengar, dia sudah bekerja di Citibank sudah 15 tahunan,” ungkapnya. Menurut info juga dalam sehari-hari Melinda Dee (MD) bekerja ia selalu menggunakan mobil-mobil mewah yang salah satu jenis mobil mewah yang dipakai Malinda Dee adalah Mercedes S 300.
Karena prestasi Melinda Dee dalam pekerjaannya terbilang bagus, ia dipromosikan untuk menjabat sebagai Senior Relation Manager Citigold. Dengan jabatan itu berarti Melinda Dee ini khusus menangani para nasabah besar yang memiliki deposito di atas Rp 500 juta.
Dari pernyataan narasumber yang pernah bekerja satu kantor dengan Malinda Dee (MD), ia adalah seorang karyawati yang ramah, murah senyum kepada para nasabah dan karyawan lain, sangat sopan dalam bertutur kata. “Dia memang jago dan piawai mengelola hubungan dengan nasabah Citigold, karena memang dia sudah lama di Citibank. Cara bicaranya pelan, santun, murah senyum, baik,” ujar narasumber itu.
Karena itu, narasumber tersebut cukup kaget dengan pemberitaan bahwa Melinda Dee (MD) ini terlibat dalam kasus penggelapan uang para Nasabah Citibank sebesar 17 M, dan telah ditahan oleh pihak kepolisian. “Semua karyawan Citibank yang bekerja di Landmark, pasti kenaldia,” kata dia. Dia juga mengakui bahwa Melinda Dee (MD) mempunyai paras yang cantik, selain itu juga Melinda Dee (MD) memiliki postur tubuh yang wow terbilang wowww, lihat saja pada bagian PD besar Melinda.
Malinda Dee Kasus Pembobolan Citibank. Pihak Mabes Polri berhasil mengungkap kasus pembobolan dana Nasabah Citibank sebesar 17 M yang ternyata dilakukan oleh Melinda Dee (MD) pada hari jumat lalu berdasar laporan dari Nasabah yang menjadi korbannya. Pihak kepolisian berhasil membekuk wanita cantik Malinda Dee (MD) dengan menyita beberapa barang bukti yaitu dokumen-dokumen transaksi dan 1 unit mobil merek Hummer-3 Luxury Sport Utility B 18 DIK yang ditaksir senilai Rp 3,4 miliar.
Kepolisian menjerat Malinda Dee (MD) bernama asli Inong Melinda dalam kasus pembobolan dana nasabah citibank ini dengan pasal 49 ayat 1 dan 2 UU no 7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan dan atau pasal 6 UU no 15 tahun 2002 sebagaimana diubah dengan UU no 25 tahun 2003 sebagaimana diubah dengan UU no 8 tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian uang.
Selain itu juga Malinda Dee (MD) diduga dengan sengaja melakukan kejahatannya dengan mengaburkan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer penarikan dana pada rekening nasabahnya dengan dibantu tersangka D.
Pernyatan Citibank Terkait Kasus Malinda Dee. Pihak Citibank telah membuat pernyataan dari kasus pembobolan dana nasabah sebesar 17 M oleh Melinda Dee (MD), Citibank memberikan jaminan perlindungan kepada para Nasabah dan Citibank juga menegaskan akan mengambil langkah pemberian ganti-rugi bagi nasabah Citibank yang telah dirugikan oleh aksi dari Malinda Dee (MD).
“Adalah komitmen kami untuk melindungi kepentingan nasabah kami, termasuk secepatnya mengembalikan kerugian yang dialami oleh nasabah yang hilang melalui transaksi tidak sah di dalam rekening mereka secara adil dan tepat waktu,” ungkap dari Director Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, Ditta Amahorseya.
Diduga Malinda Dee (MD) tidak bekerja sendirian pihak Citibank juga mengambil langkah cepat, hal ini dijelaskan oleh Ditta, “Kami bekerja sama dengan seluruh pihak berwenang terkait. Staf yang terlibat tidak lagi bekerja pada kami.”
Dengan keberhasilan penangkapan Malinda Dee yang diduga terlibat kasus pembobolan dana Nasabah Citibank, sejauh ini pihak penyidik Kepolisian telah memeriksa saksi sebanyak 13 orang terdiri atas karyawan bank dan tiga korban selaku pelapor termasuk AG yang adalah seorang artis yang merupakan suami dari Melinda Dee (MD).
Analisis: seperti yang telah kita ketahui kasus Melinda Dee telah terbukti sebagai seorang terpidana kasus korupsi. Dari kasus diatas Melinda Dee telah melanggar kode etik akuntansi prinsip yang pertama dan kedua yaitu, ia telah melalaikan tanggung jawabnya sebagai Senior Relation Manager Citigold, menyalahgunakan kepercayaan public, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme

Minggu, 09 Oktober 2011

solicited aplication

Eka Putra/ 20208418
SOLICITED APLICATION LETTER

Jl. Transyogi km. 6
Perumahan Kota Wisata
Pesona Kyoto D3/20
November, 2011

Mr. Hendra Tanoto
Nalco Indonesia Company
Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem Timur,
Citeureup-Bogor 16810

Dear Mr Hendra :

I am applying for the position of systems analyst advertised March 2011 with the placement service. The position fits my qualification, experience, career interests and expertise.

According to the advertisement, the position requires experience in computer systems, financial applications software, and end-user consulting. I am a major in accounting and have training on mainframes, minicomputers, and microcomputers. I also have experience with a number of software programs and applications. I have two years of practical experience as a programmer. During this job, I got exposure to complex computer programming and operations. Additionally, I worked in ABC company assisting in computing operations where I gained some practical knowledge. Enclosed is my resume that provides more details on my qualifications, experience and expertise.

My background and career goals perfectly match your job requirements. I am confident that I can perform the job effectively. Furthermore, I have read and heard about your company and have strong desire to work with this company with excellent reputation and working environment.

I request you to please consider me for a personal interview to discuss my qualifications and the job opportunity. Please give me a call at +6285694191234. The best times to reach me are before 10 a.m. or after 4 p.m.

Thank you for your consideration. I look forward to talking with you.

Sincerely,


Eka Putra

Etika Profesi Akuntan Publik

Eka Putra/ 4EB05/ 20208418

ETIKA PROFESI
Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1. Prinsip Integritas
2. Prinsip Objektivitas
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
4. Prinsip Kerahasiaan
5. Prinsip Perilaku Profesional
Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
Seksi 220 Benturan Kepentingan
Seksi 230 Pendapat Kedua
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
(Ringkasan materi pada acara Sosialisasi Kode Etik Profesi Akuntan Publik di Universitas Kristen Satya Wacana, Jumat, 16 Oktober 2009 – Indira dan Cahya)
(http://www.akuntansi.undip.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=1)
Seorang Akuntan Publik selain harus bertindak profesional dalam pekerjaannya tetapi juga harus mematuhi Etika Profesi. Etika merupakan aturan-aturan yang dijadikan pedoman atau dasar bagi seseorang dalam melakukan sesuatu. Tanpa etika, maka kehidupan manusia akan kacau-balau. Perilaku beretika merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan beretika maka kehidupan masyarakat akan teratur. Lalu apakah etika profsi itu? Dapat disimpulkan bahwa etika profesi adalah aturan-aturan atau norma-norma yan dijadikan dasar atau pedoman bagi seorang professional dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari.
Sama halnya dengan Akuntan Publik yang juga mempunyai kode etik seperti para professional lainnya. Kode etik profesi bagi akuntan publik diatur oleh AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants) dimana kode etik AICPA menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan oleh para Akuntan Publik.
Kode etik ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu: Prinsip-prinsip etika profesi
Merupakan standar etika ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofi, biasanya prinsip-prinsip ini bersifat teoritis
Ada 6 prinsip-prinsip etika profesi bagi akuntan publik :
1. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, akuntan publik harus peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh aktivitas yang mereka lakukan.
2. Kepentingan publik
Akuntan publik harus melayani kepentingan publik, meghargai kepentingan publik dan menunjukkan
komitmennya pada profesionalisme.
3. Integritas
Akuntan publik harus menunjukkan tanggungjawabnya pada tingat integritas tertinggi.
4. Obyektivitas dan independensi
Akuntan public haruslah mempertahankan obyektivitasnya dan bebas dari konflik dalam melaksanakan tugasnya serta memiliki independensi dalam kondisi apapun.


5. Due Care
Seorang akuntan publik harus memperhatikan standar teknik dan etika profesi dan berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa yang diberikannya.
6. Lingkup dan Sifat Jasa
Akuntan publik haruslah memperhatikan prinsip-prinsip dan kode etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakannya.
(http://vinakurniadi.blogspot.com/2009/10/etika-profesi-akuntan-publik.html)

PRINSIP ETIKA
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Umum (Publik)
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis

ATURAN ETIKA
1. Independensi, Integritas, Obyektivitas
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
3. Tanggung Jawab kepada Klien
4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi
5. Tanggungjawab dan Praktik Lain
(http://www.scribd.com/doc/14650989/Kode-Etik-Profesi-Akuntan-Publik)








PENELITIAN/ JURNAL TENTANG ETIKA PROFESI.
PENERAPAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya etika untuk dilaksanakan. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum. Salah satunya adalah profesi akuntan yang dituntut untuk berperilaku etis dan juga untuk menjadi Information Professional, yang tidak hanya bertindak sesuai dengan moral dan nilai-nilai yang berlaku akan tetapi juga menghasilkan “informasi” yang berguna bagi pengambil keputusan. Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukkan bahwa jasa audit yang diberikan adalah berkualitas dan dapat dipercaya, karena profesi akuntan publik memiliki peran penting untuk memberikan informasi (financial maupun non financial) yang dapat diandalkan, dipercaya, dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan publik dalam dunia usaha yang semakin kompetitif.
Akuntan publik akan raengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh pemsahaan untuk menentukan kewajarannya. Laporan keuangan yang telah diaudit ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti, Bapepam, investor, bank, kreditor, pemerintah, karyawan, dan manajemen perusahaan itu sendiri.
Informasi-informasi yang dihasilkan oleh akuntan publik akan berguna jika akuntan pulik mampu mengendalikan mutu pemeriksaan, bertindak profesional, dan memberikan jasa yang terbaik bagi kliennya. Oleh karena itu, akuntan publik harus menaati standar profesional, yaitu Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik, dan menghayati serta mengamalkan kode etik profesional dalam setiap penugasan audit atau jasa lainnya. Dengan demikian, akuntan publik dapat memberikan jasa yang berkualitas, mendapat kepercayaan publik, dan dapat memenuhi komitmen profesionalnya. Agar akuntan pubiik dapat memenuhi tanggungjawab profesional kepada masyarakat, klien, rekan seprofesi maupun dalam menghadapi persaingan ketat dalam era globalisasi, akuntan publik haras melakukan upaya untuk mempertahankan kualitas penugasan audit dengan meningkatkan profesionalisme kompartemen akuntan publik.
Akuntan publik adalah suatu profesi yang saat ini dihadapkan pada suatu lingkungan yang benar-benar baru. Kondisi lingkungan dan dunia usaha saat ini sudah dan akan berubah. Pada bulan Januari 1992 sebelum krisis ekonomi terjadi, dalam sidang KTT-IV ASEAN (Association South East of Asian Nation) di Singapura telah disepakati untuk mengefektifkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003 dan diramalkan tahun 2020 sebagai era kebangkitan Asia baru, yang merupakan salah satu pusat kegiatan dunia. Jasa akuntan publik termasuk salah satu yang disepakati. Artinya, pada saatnya nanti, akuntan publik dari negara-negara ASEAN dapat melakukan usaha sendiri di negara kita dan begitu pula akuntan publik Indonesia dapat melakukan profesi akuntan publiknya di negara-negara ASEAN.
Saat ini akuntan publik asing pada kenyataannya lebih dipercaya daripada akuntan publik lokal. Salah satu parameter yang dapat diambil adalah digunakannya akuntan publik asing dalam melakukan audit atas kasus-kasus penting, seperti skandal Bank Bali, Pertamina, PLN, Bulog, Bank Lippo, Kimia Farma. Hal yang paling tidak mengenakkan adalah adanya tudingan dari beberapa kalangan bahwa yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi ini adalah profesi akuntan publik. Dengan kata lain, akuntan publik adalah orang yang paling bertanggungjawab sehingga terjadinya krisis ekonomi ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang sangat berat. Namun, inti permasalahannya adalah telah hilangnya atau setidaknya telah berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik lokal.
Dengan sejumlah peluang yang ada, profesi akuntan publik dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus dijawab dengan nyata dan sedini mungkin. Banyak pihak mengkhawatirkan bahkan memandang dengan sangat pesimis tentang keberhasilan akuntan lokal untuk bersaing dengan akuntan asing pada mas perdagangan bebas. Kekhawatiran ini apabita dikaji ulang memang sangat beralasan bila dilihat dari berbagai sudut, antara lain : profesionalisme akuntan publik, knowledge atau ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, pelaksanaan kode etik atau aturan etika yang berlaku, dan keahlian.
Saat ini profesionalisme akuntan publik memang banyak dipertanyakan oleh berbagai pihak, apalagi setelah krisis ekonomi melanda Indonesia sehingga akuntan publik perlu menunjukkan bahwa dirinya adalah akuntan publik yang profesional. Melihat kondisi scperti ini, penulis tertarik untuk melakukan suatu survei dengan pengambilan pokok bahasan: “Penerapan Aturan Etika untuk Meningkatkan Profesionalisme Akuntan Publik” Survei pada kantor akuntan publik di Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1.Bagaimana akuntan publik menerapkan aturan etikanya? 2.Bagaimana akuntan publik menerapkan profesionalismenya? 3.Seberapa besar pengaruh penerapan aturan etika untuk meningkatkan profesionalisme akuntan publik di Bandung ?


1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang diteliti. Dengan data yang diperoleh dari survei pada kantor akuntan publik di Bandung, penulis melakukan penelitian bertujuan untuk: 1.Mengetahui akuntan publik menerapkan aturan etikanya. 2.Mengetahui akuntan publik menerapkan profesionalismenya. 3.Mengetahui besamya pengaruh penerapan aturan etika untuk meningkatkan profesionalisme akuntan publik di Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian atas pcnerapan aturan etika untuk meningkatkan profesionalisme akuntan publik di Bandung diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan di samping itu, penelitian dapat mcmberi manfaat:
1. Bagi kantor akuntan publik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan profesionalisme akuntan publik. Dengan demikian, diharapkan kantor akuntan publik dapat memperbaiki segala kekurangan dan kelemahannya akan mampu memenuhi tanggungjawab jabatannya kepada kliennya dan memperoleh kepercayaan dari publik.
2. Bagi masyarakat khususnya di lingkungan perguruan tinggi, memberikan tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan atau wawasan mengenai “aturan etika” baik secara teori maupun praktek dan untuk menambahkan wawasan mengenai aturan etika baru berlaku dan pengetahuan terapan, serta memberikan informasi dan gambaran yang lebih jelas bagi peneliti lain yang ada hubungannya dengan penulisan makalah ini. 3.Bagi penulis, dapat diterapkannya dalam praktek mengenai aturan etika yang selama ini diterima dari teori dan diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai penerapan aturan etika oleh akuntan publik lokal, penyebab kantor akuntan publik kurang diminati, dan upaya-upaya akuntan publik di dalam mengingkatkan profesionalisme akuntan publik dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir sarjana (program SI) jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Widyatama.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kita sekarang sedang mengarungi abad XXI, suatu abad yang diawali dengan globalisasi ekonomi dan jasa yang melanda semua negara di dunia. Perubahan dalam lingkungan bisnis telah menyebabkan perluasan (expansions) dan perubahan (change) muatan pengetahuan (knowledge content) yang diperlukan oleh seorang professional untuk dapat berfungsi secara efektif. Proses perubahan lingkungan yang cepat di masa yang akan datang diperkirakan akan menuntut perluasan dan perubahan muatan pengetahuan seorang profesional masa depan. Meningkatnya tuntutan tersebut merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh profesi akuntan publik dalam memberikan jasa yang bermutu tinggi secara konsisten untuk kepentingan masyarakat bisnis dan keuangan di masa yang akan datang.
Kelangsungan hidup profesi akuntan publik sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat, oleh karena itu masyarakat akan menghargai organisasi profesi yang menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam memberikan jasanya kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika organisasi profesi mampu mewujudkan profesionalisme yang tinggi. Bagi profesi akuntan publik, penting untuk menyakinkan pemakai atas kualitas jasa audit dan jasa atestasi lainnya. Lingkungan yang dilayani oleh profesi akuntan publik telah berubah dengan tingkat perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Globalisasi telah menimbulkan ancaman sekaligus kesempatan bagi profesi akuntan publik. Ancaman masuknya profesi akuntan publik asing ke Indonesia menjadi terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) dalam tahun 1994 yang lalu. Globalisasi menajamkan persaingan produk dan jasa di pasar. Profesi akuntan publik dalam waktu dekat akan bersaing di pasar Indonesia berdasarkan mutu dan jenis jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan. Kondisi ini dapat menimbulkan kesempatan untuk meningkatkan mutu, profesionalisme dan jenis jasa profesi akuntan publik, agar mampu memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan yang semakin meningkat dan senantiasa berubah dengan tingkat perubahan yang sangat pesat. Globalisasi mengakibatkan profesi akuntan publik semakin banyak dituntut untuk selalu mengembangkan diri dan tanggap terhadap kebutuhan jasa para klien yang semakin kompleks.
Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi akuntan publik adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas yang diberikan profesi akuntan publik. Di tahun-tahun terakhir, peningkatan persaingan membuat para akuntan publik dan profesi lainnya menjadi lebih sulit untuk berperilaku secara profesional. Meningkatnya persaingan membuat banyak kantor akuntan lebih berkepentingan untuk mempertahankan klien dan laba yang besar.
Penting bagi para petnakai laporan untuk memandang kantor akuntan publik sebagai pihak yang kompeten dan tidak memihak. Jika pemakai merasa bahwa kantor akuntan publik tidak memberi jasa yang berharga, nilai audit kantor akuntan publik dan laporan atestasi dari kantor akuntan publik tersebut akan berkurang. Oleh karena itu, harus ada dorongan yang kuat bagi kantor yif^mtyn publik untuk memilliki profesionalisme yang tinggi.
Menurut Areas, dkk (2003,78) istilah profesional berarti tanggungjawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar mematubi undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawab terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku terhormat, sekalipun ini berarti pengorbanan pribadi.
Profesional berarti juga adalah seseorang yang mampu mengenal lingkungan, bisnis dan mampu memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan profcsinya. Akuntan publik yang profesional adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik menetapkan dalam bab V pasal 24 mengenai pembinaan akuntan publik; akuntan publik di dalam melaksanakan tugasnya wajib berpedoman pada SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), Kode Etik Akuntan Indonesia, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian Kode Etik Profesional menurut Chasin, dkk (1988, 4-6) didefinisittan bahwa: “Kode etik profesional adalah penuntun bagi perilaku akuntan dalam memenuhi kewajiban profesional dan dalam melaksanakan kegiatannya, yang mcmpengaruhi pandangan publik mengenai profcsi akuntan”.
Berdasarkan uraian terscbut, dapat disimpulkan bahwa kode etik profesional adalah pernyataan-pernyataan yang berotorisasi yang digunakan sebagai pedoman pcrilaku dalam melaksanakan tanggungjawab profesional.
Etika profesi beikaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan integritas moral orang yang profesional. Kode etik mempengaruhi profesi, ketentuan ini dikenakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang dengan sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang. Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban, bahwa ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya, dan akan mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing. Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada jasa akuntan publik dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara individual yang tercela dan tidak bertanggungjawab.
Hasil final sesuai dengan Rapat Anggota Luar Biasa tanggal 5 Mei 2000 mengenai Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang disahkan tanggal 24 Juli 2000, terdapat delapan prinsip etika yaitu: Tanggung Jawab Profesi; Kepentingan Umum (publik); Integritas; Objektivitas; Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional; Kerahasian; Perilaku Profesional; dan Standar Teknis. Di sini juga memuat mengenai Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang terdiri dari:
“1.100 – Independensi, IntegriU$,dan Objektivitas;
1.Standar Umum dan Prinsip Akuntansi;
2.Tanggung Jawab Fada Klien;
3.Tanggung Jawab Pada Rekan;
4. Tanggung Jawab dan Praktik Lain.
1.5 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahvva indikator-indikator sebagai berikut: 1.Independensi, Integritas, Objektivitas; 2.Standar Umum dan Prinsip Akuntansi; 3.Tanggung Jawab kepada Klien; 4.Tanggung Jawab kepada Rekan; 5.Tanggung Jawab dan Praktik Lain, signifikan meningkatkan profesionalisme akuntan publik.
1.5.2 Hipotesis Statistik
Hoi= Penerapan Independensi, Integritas, dan Objektivitas yang baik dan konsisten secara signifikan tidak meningkatkan profesionalisme akuntan publik. HAi= Penerapan Independensi, Integritas, dan Objektivitas yang baik dan konsisten secara signifikan meningkatkan profesionalisme akuntan publik. Ho2= Penerapan Standar Umum Prinsip Akuntansi yang baik dan konsisten secara signifikan tidak meningkatkan profesionalisme akuntan publik. HA2= Penerapan Standar Umum Prinsip Akuntansi yang baik dan konsisten secara signifikan meningkatkan profesionalisme akutan publik. Ho3= Penerapan Tanggung Jawab kepada Klien yang baik dan konsisten secara signifikan tidak meningkatkan profesionalisme akuntan publik. HA3= Penerapan Tanggung Jawab kepada Klien yang baik dan konsisten secara signifikan meningkatkan profesionalisme akuntan publik. Ho4= Penerapan Tanggung Jawab kepada Rekan yang baik dan konsisten secara signifikan tidak meningkatkan profesionalisme akuntan publik. HA4= Penerapan Tanggung Jawab kepada Rekan yang baik dan konsisten secara signifikan meningkatkan profesionalisme akuntan publik. Ho5= Penerapan Tanggung Jawab dan Praktik Lain yang baik dan konsisten secara signifikan tidak meningkatkan profesionalisme akuntan publik. HA5= Penerapan Tanggung Jawab dan Praktik Lain yang baik dan konsisten secara
signifikan meningkatkan profcsionalisme akuntan publik.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mclakukan pendckatan studi empirik dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematik dan akurat mengenai fakta, sifat, hubungan antar fenomena yang diteliti, dengan berusaha mengumpulkan, mengklasifikasikan, menyajikan serta mcnganalisis data, kemudian menarik kesimpulan dari keadaan yang ada pada kantor akuntan publik yang diteliti.
Teknik penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yaitu studi atau penelitian yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
a. Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung pada objek yang sedang diteliti.
b. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti diserahkan kepada responden.
c. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yakni pencarian bahan dengan cara membaca dan mempelajari literatur berupa buku-buku, majalah, catatan kuliah maupun tugas ilmiah Jainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang digunakan sebagai pedoman dan landasan teori dalam pembahasan masalah yang dihadapi.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang menunjang tersusunnya skripsi ini penulis melakukan survei pada kantor akuntan publik yang berlokasi di Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan September. Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan, meskipun demikian keterbatasan tersebut diharapkan tidak akan mengurangi manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini.
(http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/penerapan-aturan-etika-untuk-meningkatkan-profesionalisme-akuntan-publik-survei-pada-kantor-akuntan-publik-di-bandung/)

REVIEW
Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum. Salah satunya adalah profesi akuntan yang dituntut untuk berperilaku etis dan juga untuk menjadi Information Professional, yang tidak hanya bertindak sesuai dengan moral dan nilai-nilai yang berlaku akan tetapi juga menghasilkan “informasi” yang berguna bagi pengambil keputusan.
Akuntan publik harus menaati standar profesional, yaitu Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik, dan menghayati serta mengamalkan kode etik profesional dalam setiap penugasan audit atau jasa lainnya. Dengan demikian, akuntan publik dapat memberikan jasa yang berkualitas, mendapat kepercayaan publik, dan dapat memenuhi komitmen profesionalnya. Agar akuntan pubiik dapat memenuhi tanggungjawab profesional kepada masyarakat, klien, rekan seprofesi maupun dalam menghadapi persaingan ketat dalam era globalisasi, akuntan publik haras melakukan upaya untuk mempertahankan kualitas penugasan audit dengan meningkatkan profesionalisme kompartemen akuntan publik.
Pada bulan Januari 1992 sebelum krisis ekonomi terjadi, dalam sidang KTT-IV ASEAN (Association South East of Asian Nation) di Singapura telah disepakati untuk mengefektifkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003 dan diramalkan tahun 2020 sebagai era kebangkitan Asia baru, yang merupakan salah satu pusat kegiatan dunia. Jasa akuntan publik termasuk salah satu yang disepakati. Artinya, pada saatnya nanti, akuntan publik dari negara-negara ASEAN dapat melakukan usaha sendiri di negara kita dan begitu pula akuntan publik Indonesia dapat melakukan profesi akuntan publiknya di negara-negara ASEAN.
Bagi profesi akuntan publik, penting untuk menyakinkan pemakai atas kualitas jasa audit dan jasa atestasi lainnya. Lingkungan yang dilayani oleh profesi akuntan publik telah berubah dengan tingkat perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Globalisasi telah menimbulkan ancaman sekaligus kesempatan bagi profesi akuntan publik. Ancaman masuknya profesi akuntan publik asing ke Indonesia menjadi terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) dalam tahun 1994 yang lalu. Globalisasi menajamkan persaingan produk dan jasa di pasar. Profesi akuntan publik dalam waktu dekat akan bersaing di pasar Indonesia berdasarkan mutu dan jenis jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan. Kondisi ini dapat menimbulkan kesempatan untuk meningkatkan mutu, profesionalisme dan jenis jasa profesi akuntan publik, agar mampu memenuhi kebutuhan pemakai informasi keuangan yang semakin meningkat dan senantiasa berubah dengan tingkat perubahan yang sangat pesat. Globalisasi mengakibatkan profesi akuntan publik semakin banyak dituntut untuk selalu mengembangkan diri dan tanggap terhadap kebutuhan jasa para klien yang semakin kompleks.

Kamis, 31 Maret 2011

T O E F L

The Test of English as a Foreign Language / TOEFL (pronounced /ˈtoʊfəl/ TOH-fəl), evaluates the ability of an individual to use and understand English in an academic setting. It sometimes is an admission requirement for non-native English speakers at many English-speaking colleges and universities. Additionally, institutions such as government agencies, licensing bodies, businesses, or scholarship programs may require this test. A TOEFL score is valid for two years and then will no longer be officially reported[1] since a candidate's language proficiency could have significantly changed since the date of the test. Colleges and universities usually consider only the most recent TOEFL score.
The TOEFL test is a registered trademark of Educational Testing Service (ETS) and is administered worldwide. The test was first administered in 1964 and has since been taken by more than 23 million students. The test was originally developed at the Center for Applied Linguistics under the direction of Stanford University applied linguistics professor Dr. Charles A. Ferguson.
Policies governing the TOEFL program are formulated with advice from a 16-member board. Board members are affiliated with undergraduate and graduate schools, 2-year institutions and public or private agencies with an interest in international education. Other members are specialists in the field of English as a foreign or second language.
The TOEFL Committee of Examiners is composed of 12 specialists in linguistics, language testing, teaching or research. Its main responsibility is to advise on TOEFL test content. The committee helps ensure the test is a valid measure of English language proficiency reflecting current trends and methodologies.
The Institutional TOEFL is administered by colleges and universities. The Educational Testing Service (ETS) sends the test materials which have been used either on the Friday Testing Program or the Saturday Testing Program to the college or university that administers the test. The college or university that administers the test uses the test score for the placement of the students who wish to enroll in an English as a Second Language (ESL) program or for admission purposes into the college or university regular programs. Other institutions, however, do not consider the Institutional TOEFL test results valid for admission to their own ESL or regular programs.
Although there is no passing or failing score for TOEFL, generally a score of 400 is considered low and a score of 600 or above excellent. Each college, university, or institution has its own TOEFL score admission requirement. The score required varies depending on the field of study (non-technical or technical) and the program (two-year, undergraduate or graduate) for which you are applying. A score of 400 or above for a two-year program, 500 or above for an undergraduate program, and 550 or above for a graduate program is generally required.
More than 2400 American colleges and universities require the TOEFL test scores from non-English speaking students in order to admit them to a program. In 1994-1995, more than 840,000 people registered worldwide for the test. The test is administered in 180 countries at more than 1275 test sites.
TOEFL stands for Test of English as a Foreign Language. The test is designed to measure the English proficiency of non-English speaking people and is divided into three sections. The test is timed for each section and uses multiple-choice questions with four possible choices for each question.
Internet-based Test
Since its introduction in late 2005, the Internet-based Test (iBT) has progressively replaced both the computer-based tests (CBT) and paper-based tests (PBT), although paper-based testing is still used in select areas. The iBT has been introduced in phases, with the United States, Canada, France, Germany, and Italy in 2005 and the rest of the world in 2006, with test centers added regularly. The CBT was discontinued in September 2006 and these scores are no longer valid.
Although initially, the demand for test seats was higher than availability, and candidates had to wait for months, it is now possible to take the test within one to four weeks in most countries. The four-hour test consists of four sections, each measuring one of the basic language skills (while some tasks require integrating multiple skills) and all tasks focus on language used in an academic, higher-education environment. Note-taking is allowed during the iBT. The test cannot be taken more than once a week.

1. Reading
The Reading section consists of 3–5 passages, each approximately 700 words in length and questions about the passages. The passages are on academic topics; they are the kind of material that might be found in an undergraduate university textbook. Passages require understanding of rhetorical functions such as cause-effect, compare-contrast and argumentation. Students answer questions about main ideas, details, inferences, essential information, sentence insertion, vocabulary, rhetorical purpose and overall ideas. New types of questions in the iBT require filling out tables or completing summaries. Prior knowledge of the subject under discussion is not necessary to come to the correct answer.

2. Listening
The Listening section consists of six passages 3–5 minutes in length and questions about the passages. These passages include two student conversations and four academic lectures or discussions. A conversation involves two speakers, a student and either a professor or a campus service provider. A lecture is a self-contained portion of an academic lecture, which may involve student participation and does not assume specialized background knowledge in the subject area. Each conversation and lecture stimulus is heard only once. Test-takers may take notes while they listen and they may refer to their notes when they answer the questions. Each conversation is associated with five questions and each lecture with six. The questions are meant to measure the ability to understand main ideas, important details, implications, relationships between ideas, organization of information, speaker purpose and speaker attitude.

3. Speaking
The Speaking section consists of six tasks: two independent tasks and four integrated tasks. In the two independent tasks, test-takers answer opinion questions on familiar topics. They are evaluated on their ability to speak spontaneously and convey their ideas clearly and coherently. In two of the integrated tasks, test-takers read a short passage, listen to an academic course lecture or a conversation about campus life and answer a question by combining appropriate information from the text and the talk. In the two remaining integrated tasks, test-takers listen to an academic course lecture or a conversation about campus life and then respond to a question about what they heard. In the integrated tasks, test-takers are evaluated on their ability to appropriately synthesize and effectively convey information from the reading and listening material. Test-takers may take notes as they read and listen and may use their notes to help prepare their responses. Test-takers are given a short preparation time before they have to begin speaking.

4. Writing
The Writing section measures a test taker's ability to write in an academic setting and consists of two tasks: one integrated task and one independent task. In the integrated task, test-takers read a passage on an academic topic and then listen to a speaker discuss the same topic. The test-taker will then write a summary about the important points in the listening passage and explain how these relate to the key points of the reading passage. In the independent task, test-takers must write an essay that states, explains, and supports their opinion on an issue, supporting their opinions or choices, rather than simply listing personal preferences or choices.

Paper-based Test
In areas where the internet-based test is not available, a paper-based test (PBT) is given. Test takers must register in advance either online or by using the registration form provided in the Supplemental Paper TOEFL Bulletin. They should register in advance of the given deadlines to ensure a place because the test centers have limited seating and may fill up early. Tests are administered on fixed dates 6 times each year.

TOEFL Format
Paper-based Test (PBT) Internet-based Test (iBT)
Listening
30 minutes
Part A: Short dialogues
Part B: Long conversations
Part C: Mini-lectures Reading
60-100 minutes
3-5 passages (12-14 questions each)
Structure & Written Expression
25 minutes
Sentence completion (15 questions)
Error recognition (25 questions) Listening
60-90 minutes
4-6 lectures and academic discussions (6 questions each)
2-3 conversations (5 questions each)
Reading
55 minutes
(50 questions - approx. 5 passages) Speaking
20 minutes
6 tasks (2 independent, 4 integrated)
Writing TWE (Test of Written English)
30 Minutes
1 essay topic Writing
50 minutes
1 integrated task, 1 independent task

One of the sections of the test will include extra, uncounted material. Educational Testing Service includes extra material in order to pilot test questions for future test forms. When test-takers are given a longer section, they should give equal effort to all of the questions because they do not know which question will count and which will be considered extra. For example, if there are four reading passages instead of three, then three of those passages will count and one of the passages will not be counted. Any of the four passages could be the uncounted one.
Test scores
Internet-based Test
• The iBT version of the TOEFL test is scored on a scale of 0 to 120 points.
• Each of the four sections (Reading, Listening, Speaking, and Writing) receives a scaled score from 0 to 30. The scaled scores from the four sections are added together to determine the total score.
• Each speaking question is initially given a score of 0 to 4, and each writing question is initially given a score of 0 to 5. These scores are converted to scaled scores of 0 to 30.
Paper-based Test
• The final PBT score ranges between 310 and 677 and is based on three subscores: Listening (31–68), Structure (31–68), and Reading (31–67). Unlike the CBT, the score of the Writing section (referred to as the Test of Written English, TWE) is not part of the final score; instead, it is reported separately on a scale of 0–6.
• The score test takers receive on the Listening, Structure and Reading parts of the TOEFL test is not the percentage of correct answers. The score is converted to take into account the fact that some tests are more difficult than others. The converted scores correct these differences. Therefore, the converted score is a more accurate reflection of the ability than the correct answer score is.
Accepted TOEFL Scores.
Most colleges use TOEFL scores as only one factor in their admission process. Each college or program within a college often has a minimum TOEFL score required. The minimum TOEFL iBT scores range from 61 (Bowling Green State University) to 109 (MIT, Columbia, Harvard). A sampling of required TOEFL admissions scores shows that a total TOEFL iBT score of 74.2 for undergraduate admissions and 82.6 for graduate admissions may be required. It is recommended that students check with their prospective institutions directly to understand TOEFL admissions requirements. ETS has released tables to convert between iBT, CBT and PBT scores.
20 TOEFL Tips :
1. Familiarize yourself with the TOEFL format
Most countries now offer the Internet based TOEFL (iBT). A few offer only the paper-based test (PBT). Make sure you find out which test you will be taking before you start studying for the TOEFL. You cannot choose to take the paper based test if your country offers the iBT. One reason people experience exam stress is because they don't know what to expect before a test. Prevent stress on exam day by studying the format of the test in detail. ETS has very clear standards about the format of their test. This is why it is called a "standardized" test.

2. Research TOEFL score requirements
The TOEFL is required for any non-native English student who wants to go to a post-secondary school in the United States. Most people take the TOEFL in order to apply to a specific school or program. Before you begin studying, find out what the requirements are for the schools you are interested in going to. Remember that the scores for the paper based test are different than the scores for the iBT. Some schools will look at your scores from different sections. Each iBT section is scored out of 30. Many universities expect you to achieve higher writing skills than speaking skills. TOEFL scores are only valid for two years.

3. Learn academic English
TOEFL is used for a different purpose than other ESL tests. The TOEFL measures your ability to succeed in an American university or college. Other English-speaking countries also require TOEFL scores as a prerequisite for admission. You don't have to know about the business world as you do in the TOEIC test. Instead, you should concentrate on studying language that you would hear and see on campus and in the classroom. In other words, you should read textbooks, encyclopaedias, journals and research articles rather than advertisements and resumes. You won't need to know any background information about certain subjects, but it will help you to become familiar with the presentation and language used in academic material. You should also watch modern television and movies. If you have a friend who goes to an English university, go to class with him as often as you can. Borrow his books and hang out with his friends.

4. Use practice tests
The best way to prepare for the TOEFL is to practise doing the tests. If you are taking a TOEFL class, your teacher will provide you with plenty of material. If you are studying for the TOEFL on your own, you will have to purchase a few key resources. Find a textbook that has exercises, vocabulary, practice tests, CDs, and explanatory answers. You might not want to work through a book from front to back. Work on the sections that you find most challenging. Don't just rely on one book. You might have a book that is much easier than the official TOEFL. Look for free samples on the Internet to supplement your textbook. Make sure the question types are up to date.

5. Find a mentor
A reliable native English teacher who knows a lot about the TOEFL is one of the best resources a student can have. You will have many questions that your textbook can't answer for you. Frustrated students often give up. It is important that you have someone who will answer your questions and encourage you when you feel down. If you cannot afford a teacher or a tutor, find a student who has studied for the test before. Sometimes other students can give you excellent hints and help you with grammar questions. You might be able to help other students with their questions too. Teaching another person is a great way to learn. If you use Twitter, search for "TOEFL". You will find teachers and students to follow and network with. Join the TOEFL Group on MyEC. Provide support to others and share tips on finding free practice tests.

6. Build up your stamina
The TOEFL test takes a long time to write. If you are taking the paper based test it will take you about 2.5 hours. The iBT is much longer. You can expect to be at the computer for 4 hours. Many students have an attention span of about two hours. This is the maximum length of most classes. After this amount of time performance starts to weaken. If you keep your study sessions to one or two hours, your brain will not be prepared to work for four. Start off with short study sessions, and work up to longer ones. It is absolutely necessary that you get a good night's sleep before this test. You cannot afford to be tired.

7. Arrive prepared
If you arrive at the test centre with all of the things you need, you will feel calm and ready. When you are nervous, your memory does not work as well. Make sure you know exactly how to get to the test centre and where you can park. Bring the correct amount of money for parking. If you are writing the paper based test, you should have a number of pencils, a pencil sharpener and a few erasers that don't smudge. It is also important that your identification looks valid. If you have had problems with your ID before, make sure to bring a backup photo. Don't forget any paper work that ETS sends you to prove that you have registered.

8. Pace yourself
Plan to arrive at the test centre at least 30 minutes ahead of time. Wear a watch. This is especially important if you are taking the paper based test. Some exam rooms do not have clocks. The iBT has a clock on the screen, however, you should still wear a watch to make sure that you arrive on time! During the exam, watch your time very closely. Many students do poorly on the TOEFL because they spend too much time on difficult questions. There is no break between the Reading and Listening section. You will get a ten minute break after the first half before the Speaking section. You will only have a short time to write the essay. Spend some time planning and checking your writing.

9. Improve your typing skills
You will have to fill out your answers on the computer and type your essay. If you rely on a few fingers to type, consider improving your typing skills before taking the TOEFL. Make sure that you are confident typing on a QWERTY keyboard. If you aren't, search for typing practice drills online. Even if your typing skills are strong, try doing practice tests on other computers. Some students get so used to their own computer that they get nervous when they have to type on a new keyboard or use a different mouse on test day.

10. Become an expert note taker
You will be able to take notes in each section as you take the TOEFL iBT. Note taking is allowed because it is an important skill you need for taking university or college courses. As you study, practise taking notes on the main idea of what you read and hear as well as on the main details. Do this throughout your day as you listen to news reports, read websites, and watch TV. Create your own shorthand for frequently used words and phrases.

11. Answer every question
Never leave a question blank. Eliminate all of the answers you know are wrong and then make an educated guess. You have a 25% chance of getting the correct answer. When you finish a section or question, try to put it out of your mind. Whether you are reading, listening, or answering a question, put all of your concentration on the task at hand.

12. Secrets for the Reading section
The iBT does not test grammar separately as previous TOEFL tests did. You will still need to prove that you have a strong grasp of grammar in the speaking and writing sections. It is helpful to familiarize yourself with key academic vocabulary. There are helpful textbooks for this purpose. Keep in mind that you don't need to know every word in a reading passage to answer the questions. Practise reading without a dictionary close by. When it comes to the questions, concentrate on the areas that the questions pertain to. Skim through the passage, read the questions, then read for more detail. The questions usually come in the order they appear in the passage. Anticipate the type of questions you will be asked in this section. Many of the readings have a main idea question. You will be asked at least two vocabulary questions from each reading. You will also be asked some detailed questions and some inference questions. You will not have time to reread a whole passage. Share your own secrets for the TOEFL Reading section here.

13. Secrets for the Listening section
When you are practising for the listening sections, don't play the tape or CD more than once. On the real test you will only hear everything once. You have to train your ears to listen fully the first time. During the real exam, don't look back at a listening question after you have decided on an answer. You cannot change it. The clock will not start running until you start the answers. Learn to listen for main ideas, presentation (compare/contrast etc.), and key details. Share your own secrets for TOEFL listening section here.

14. Secrets for the Speaking section
It is okay to hesitate for a moment or two when it is time to respond. However, it is best to fill as much of the time as possible with your response. If you have a few extra seconds you can sum things up in a short conclusion. You will lose marks for poor pronunciation, so don't try to use big words that you can't say properly. You will also lose marks for improper use of vocabulary and idioms. Make sure you know how to use an expression properly before you try to use it on the exam. Share your own secrets for the TOEFL Speaking section here.

15. Secrets for the Writing section
Don't forget that you will have to make connections in the first part of the Writing section. Memorize phrases from practice tests that show you how to do this. The most important thing is to keep your writing simple and clear. You will not have access to a spell check function. Don't use vocabulary and punctuation that you are unsure of. Spend some time planning your essay before you write it. Your outline will save you time in the long run. When you practise for the essay, find a format that you are comfortable with. Use this format every time. For example, your thesis might always be in the third sentence of your introduction. You might always end your conclusion with a question. Make sure to use lots of examples to support your essay. Transitional words and phrases will make your writing easier to read. Memorize a list of these and practise typing them. Always leave time to review what you have written. Read your essay silently in your head as you check it. Share your own secrets for the TOEFL Writing section here.

16. Strengthen all 4 skills
Some people make the mistake of taking the test too soon. Perhaps your reading, listening, and writing skills are ready, but your speaking skills still need work. If you do very poorly on one section of the test, you will have to retake the entire test. You can't redo one section. Make sure that you are ready to take the whole test when you register.

17. Dress in comfortable clothing
Dress in comfortable layers on test day. You never know whether or not the test room will be cold or warm. Wear your favourite shirt. When you feel comfortable you perform better! Don't wear tight clothing. You have to sit in one place for a long time. Though you want to be comfortable, do take time to look your best on test day. In other words, dress for success.

18. Make sure to eat before the test
Four hours is a long time to go without a snack. You will not be allowed to bring any food or drinks into the test room with you. Eat a sensible meal before you take the test. Avoid too much caffeine as it will give you the shakes. Don't consume large amounts of sugar right before the test. You will get tired very quickly. Make sure that you have had plenty of water (but not too much as you will not want to waste time in the washroom).

19. Refer to the official TOEFL website
The official TOEFL website (www.toefl.com) has a number of helpful things that you can download for free. They will supply you with a list of writing topics for the essay. You can also find important information about test centres and test updates. Many of your questions can be answered here. You will also get hints about which resources are worth buying.

20. Reward yourself
After you take the exam, reward yourself for all of the time and effort you put into learning a second language. Treat yourself to a gift or a night out. No matter how well you did on the exam, you deserve a reward. Write down what your reward will be before you take the exam. It is always helpful to have something to look forward to.

Pendapat Pribadi Tentang TOEFL di Indonesia.
Menurut saya tingkat keseragaman dalam proses serta pengujian tes TOEFL di Indonesia masih kurang. Tingkat penilaian TOEFL di berbagai instansi yang menguji berbeda-beda. Tingkat kesadaran akan pentingnya TOEFL juga dirasa masih belum maksimal. Kendala juga ditemukan dalam masalah biaya yang dirasa cukup mahal sehingga hanya bisa dirasakan oleh kalangan tertentu. Menurut saya ada baiknya bila organisasi / instansi / pemerintah melakukan program TOEFL untuk berbagai kalangan agar manfaat dari TOEFL dapat dirasa dalam setiap jenjang pendidikan dan kalangan.